4 Alasan Mengapa Perlu Menghadiri Reuni

Barangkali banyak dari kita yang berpikir berkali-kali untuk menghadiri acara pertemuan yang berjudul REUNI, sebuah pertemuan yang mengumpulkan kembali teman-teman lama setelah berpuluh-puluh tahun berpisah mencari jalan hidup masing-masing. Mereka yang terpencar di berbagai tempat, pulau bahkan negara hendak dipertemukan kembali untuk acara kangen-kangenan.
Namun seringkali untuk menghadiri acara ini sebagian di antara teman-teman ada yang ragu. Mengapa? Seringkali ada berbagai pikiran dan perasaan berkecamuk antara gembira, kangen namun di sisi lain ada juga rasa malu atau minder karena merasa belum sukses atau sedang menganggur misalnya. Dan masih banyak lagi perasaan lain yang tidak mengenakkan.
Tentu hal ini bisa dimaklumi. Namun ada baiknya juga kita lebih fokus memikirkan hal-hal baik dan niat yang mulia di balik kegiatan yang direncanakan oleh panitia yang sudah mengorbankan waktu, tenaga dan mungkin dana untuk kelancaran acara Reuni tersebut. Hilangkan perasaan tidak enak, malu, minder dan sebagainya. Kita datang saja apa adanya, dengan segala perubahan yang telah terjadi pada diri kita.
Berbagai perubahan pada diri kita hendaknya tidak membuat kita merasa lebih tinggi atau lebih rendah dibanding teman-teman kita dahulu. Bukankah dulu kita berangkat dari tangga yang sama, memakai celana atau rok biru dan atasan putih saat SMP, atau bawahan abu-abu dan atasan putih saat SMA?  Kalau sekarang kita sukses atau masih biasa-biasa saja atau mungkin sedang jatuh, ya.. memang kehidupan selalu begitu. Tuhan menciptakan manusia sudah disesuaikan dengan ukurannya namun tentu tetap dengan sifat kasih dan sayangnya, rahman dan rahimnya. Justru di sinilah kita diuji untuk dapat selalu bersyukur, apapun keadaan saat ini. Janganlah ukuran kesuksesan menjadi halangan untuk berkumpul.
Kalau begitu mengapa kita perlu berkumpul dalam acara Reuni? Penulis mencoba mengambil 4 alasan, kenapa harus hadir dalam acara Reuni.
  1. Silaturahim ( menyambung tali persaudaraan )
    Nabi Muhammad  Saw  menasehati umat dengan kalimat seperti ini: “Barangsiapa yang suka dilapangkan rezekinya dan  dilamakan bekas telapak kakinya (dipanjangkan umurnya), hendaknya ia menyambung tali silaturahim. Sebuah nasehat yang indah dan sangat baik bukan? Reuni adalah salah satu bentuk dari silaturahim. Menyambung persaudaraan atau ngumpulke balung pisah kalau kata orang Jawa. Rejeki yang kita dapat saat silaturahim tak harus selalu materi, tapi rasa gembira dan rasa kangen yang terobati itupun juga rejeki yang bisa menyehatkan jiwa raga kita sehingga umur pun bisa lebih panjang.

  2. Bersyukur dan berterima kasih
    Kita perlu bersyukur bahwa saat ini mungkin kita masih diberikan kesehatan, waktu dan mungkin kesuksesan yang tak lepas dari orang-orang yang berperan dalam hidup kita di masa lalu. Guru-guru, teman-teman, penjaga sekolah, pedagang kantin sekolah, tukang kebun, tukan tambal ban yang menambal ban waktu sepeda onthel kita dulu bocor, atau siapa pun yang sempat mengisi kehidupan kita dulu. Siapa tahu kita sempat bertemu kembali dan mengucapkan terima kasih kepada mereka, tentu ini akan menjadi sebuah pertemuan yang saling membahagiakan. Kapan lagi kita akan sempat bertatap muka dan mengucapkan terima kasih setelah sekian lama berpisah? Untuk mendatangi mereka satu per satu tentu bukan hal gampang di saat kita sudah disibukkan oleh kehidupan keluarga dan lingkungan yang baru saat ini.

  3. Melepas kangen
    Sebagai makhluk sosial, pasti kita punya rasa kangen atau rindu dengan sahabat-sahabat kita di masa lalu. Apalagi terhadap sahabat akrab yang dulu ke mana-mana selalu bersama. Asal bukan terhadap mantan pacar ya? hehehe…Kalau ini sebaiknya tidak dibawa perasaan, karena pastinya status kita saat ini sudah berbeda dan tak baik jadinya jika cinta lama bersemi kembali. Itu adalah salah satu hal yang tidak perlu saya bahas di sini, karena kita semua sudah dewasa dan mengerti mana hal-hal yang baik atau tidak baik.Di momen inilah kesempatan besar untuk bisa bertatap muka, melepas kangen dengan teman-teman lama. Meskipun mungkin sering melakukan kontak via facebook, twiter, sms, atau pun telephone namun tentu pertemuan fisik akan memberikan nuansa lain.

  4. Napak tilas sejarah hidup
    Kata bung Karno “Jangan lupakan sejarah” yang sering disingkat dengan Jasmerah. Meskipun ucapan pak Karno dikaitkan dengan sebuah negara, namun tetap relevan untuk diaplikasikan dalam kehidupan pribadi maupun sosial kita. Jangan kita lupakan masa lalu, sejarah yang membentuk kita sehingga tetap hidup sampai saat ini dengan segala anugerah Tuhan yang dilimpahkan kepada kita. Dengan kembali membaca sejarah, barangkali ada hal-hal yang bisa diceritakan dan dijadikan pelajaran buat kita maupun anak cucu nantinya.
Kiranya cukup empat saja yang penulis kemukakan untuk saling menyemangati menjelang pertemuan reuni, silahkan ditambahkan kalau kurang. :
Dalam hidup selalu ada dua sisi yang menyertai. Ada banyak alasan kenapa kita harus datang dan ada banyak alasan pula kenapa tidak perlu datang. Pikiran kita mampu menciptakan alasan yang mendukung kedua pilihan tersebut. Semoga kita dimampukan untuk menciptakan alasan yang positif, sehingga Reuni kita bisa terselenggara dengan lancar dan meninggalkan kesan yang indah.
Nasib boleh beda, tapi rasa persahabatan dan persaudaraan tetaplah sama.

sumber materi : kompasiana.com

0 komentar:

Posting Komentar

Silahkan isi komentar anda